naskah drama
|
“AKHIRNYA
SADAR JUGA”
|
Sebuah Pertemuan yang Mengubah Segalanya
|
|
KARYA : PANJI ASUHAN, SUSI SUSANTI & IRPAN ISTIAN
|
10/23/2013
|
Empat pemuda yang urakan, dan suka
bikin rusuh di desa. Dan muncullah seseorang yang mengubah segala sifatnya dan
menjadi lebih baik dari sekarang
|
Pemain :
1.
Panji Asuhan =
Panji
2.
Irpan Istian =
Irpan
3.
Susi Susanti =
Santi
4.
Gusti Arie Fakhrudin =
Arie
5.
Selly Dwi Carmilla =
Selly
6.
Tenri
ampa = Tia
Pewatakan :
1.
Panji =>
kasar, kadang berhati lembut, bos penjahat, emosi.
2.
Irpan =>
gila perempuan, terkadang jahat terkadang baik, hobi berjudi.
3.
Santi =>
alim, penyayang, tidak penakut, hobi baca Qur’an.
4.
Arie =>
suka berkelahi, arogan, kasar, suka ngelantur, senang minum minuman beralkohol.
5.
Selly =>
baik, penurut, suka sesama jenis, hobi minum.
6.
Tia
=> suka
sesama jenis, pengkonsumsi
narkoba.
Scene 1
Suasana yang ramai sekali di Desa Ciwadak. Angin yang berhembus
menyejukkan tubuh dan pikiran yang damai karena kenyamanan suasana desa.
Anak-anak bermain petak umpet di balai desa, bapak-bapak di desa itu
bercengkerama dengan para pemuda-pemuda Desa Ciwadak untuk membahas gotong
royong yang dilakukan pekan depan nanti.
para ibu-ibu memasak dirumah masing-masing untuk dibawa ke balai desa.
Para remaja putri di desa Ciwadak juga tidak mau kalah, mereka membantu membawa
dan menyiapkan peralatan makan seperti sendok, piring, gelas, dan sebagainya.
Terlihat semuanya begitu tenang dan terasa sangat indah, tetapi ada satu sisi
gelap dari desa ini, beberapa pemuda di Desa Ciwadak terkenal dengan
kenakalannya, bahkan tidak segan mengganggu orang-orang yang melewati wilayah
kekuasaannya. Dia adalah Panji, Irpan, Selly,
tia, dan Gusti. Empat
pemuda yang dikenal urakan dan suka bikin rusuh di kampung Cinangka, Desa
Ciwadak ini.
Semua warga Desa Ciwadak bersiap-siap untuk mengikuti musyawarah desa.
Semua warga sudah mengambil tempat duduk yang sudah dipersiapkan oleh pihak
Balai Desa. Acara pun dimulai dan bapak Kepala Desa pun memberikan sedikit
sambutan sekaligus membuka musyawarah di Kecamatan Cinangka, Desa Ciwadak. Pada
saat berlangsungnya musyawarah, tiba-tiba semua terkaget-kaget mendengar suara
pintu yang ditendang oleh Panji dan gerombolannya.
Panji : woi,
woi, woi... ada apa ini rame-rame. Kenapa kami tidak diundang. Euukkk... (mabuk)
Irpan : waahh
kalian ini tidak mengundang. Euukkk... brengsek kalian, kami juga warga...
euuukkk... kampung sini...
Selly :
minggir... minggir... kasih kami tempat duduk... (menggusur beberapa warga yang
berada di dekat Selly)
Akhirnya mereka bertiga duduk dengan cara menggusur orang-orang yang
tadinya sudah duduk ditempat itu. Ketika hendak duduk, tiba-tiba Arie datang
dengan wajah yang babak belur
Arie : booosss... booossss...
tolong...(datang dengan lari terbirit sambil teriak-teriak)
mendengar suara temannya, Panji dan ceesnya langsung menghambur keluar.
mendengar suara temannya, Panji dan ceesnya langsung menghambur keluar.
Panji : kenapa loe njing, dipukulin lagi sama
warga
Arie : bukan, bosss. Gua dikeroyok sama warga
desa sebelah
Selly : eh
bahloLLL, itu sama aja
loe dipukulin warga (sambil menjitak kepala Arie)
Irpan : jangan gitu lah sayang...
Selly : sayang-sayang kepalamu gundul, sejak
kapan gua jadi pacar lu. Najis banget gue
Irpan : tai kucing kau tu...
Selly : loe tuh yang tai, tainya manusia,
tainya anjing, tainya babi, loe rajanya tai
Irpan : bangsat kau, kau pecun.
Selly : apa loe bilang hah...!!!
Panji : hei.. hei.. lu ngapain pada adu bacot
begitu. Kalian sama-sama kayak tai, ngerti...
Selly : dia yang duluan bilangin gua pecun.
Irpan : macam kau bagus aja, dasar pecun kau,
perempuan racun
Arie : ehh bangsat, kalian berdua diem. Gue
tinju perut lu satu-satu mau!!!
Selly : janganlah bang, masa loe tega ninju
gue.
Arie : makanya kalian diem. Sekarang gimana
bos, apa kita balas aja warga sana sekarang.
Panji :
jangan sekarang. Gue ada ide, Arie sama Irpan, lu ikut gue nanti malam. Kita
akan pesta malam ini.
Selly :
trus gua ngapain bos???
Panji, Irpan, Arie :
Loe bercinta aja sama guling... hahahaha!!!!
Selly : brengsek, loe semua
jahat ya...
Mereka akhirnya pergi ke gubuk
kosong, tempat biasanya mereka nongkrong, tanpa
Selly. Di Gubuk yang
reot itu, mereka merencanakan sesuatu yang bejat.
Panji : okey
begini, kita akan grebek rumah salah satu yang ngeroyok loe Rie, kita bunuh
orang itu dan kita sikat istrinya. Gimana...
Irpan : asiklah tu bos, sudah lama juga ini si
kecil nggak muntah... hahahaha...!!!
Arie : hahahaha...!!! keren, otak jahat bos
ternyata tok cer juga ya... hahahaha...!!!
Panji Cees pun pergi untuk mengecek salah satu pelaku pengeroyokan
Arie di Desa Cijagung, sebelah Desa Ciwadak dan didapatlah satu mangsa yang
akan dieksekusi nanti malam. Setelah mengecek mangsanya, mereka kembali ke Desa
Ciwadak dan kembali berhura-hura di gubuk reot tanpa Selly.
Malam pun beranjak, Panji dan
kawan-kawannya langsung pergi menuju Desa Cijagung. Setengah jam saja mereka
telah sampai, dan terlihat sang mangsa sedang berdiri membelakangi mereka. Sang
mangsa rupanya sedang bertelepon sehingga tidak sadar dia sedang diincar oleh
gerombolan pendendam dari desa Ciwadak. Panji, Irpan, dan Arie sudah mendekat,
dan tanpa ragu Irpan membekap mulut serta hidung dan Arie langsung menusukkan
pisau ke tubuh korban sebanyak sepuluh kali hingga tewas seketika ditempat.
Dengan cepat mereka membawa mayat itu kedalam hutan disebelah Desa Cijagung.
Arie segera memanggil Selly
untuk menjalankan rencana selanjutnya. Ketika Selly sudah sampai dihutan Desa
Cijagung, Panji langsung memerintahkan kepada Selly.
Panji : Sell, loe pergi ke Desa Cijagung, terus
Loe cari alamat ini ya
(Panji
menyerahkan alamat itu)
Selly : RT. 5 RW. 3 No. 10 Desa Cijagung. Aw
Betul kah ini alamatnya.
Panji : iya,
loe pergi kesana bilang sama istrinya kalau suaminya manggil di hutan Cijagung.
Nanti kami sembunyi dibalik semak-semak itu.
Selly : terus mau ngapain???
Panji : kita mau pesta. Hahahaha...!!!
Selly : widih, parah lu bos. Yaudah tunggu aja
ya bos. Gua juga mau ikutan... hihihi...!!!
Panji : yaudah cepetan sono. Bawa cowo lu
Selly : iyuuhhh... gue nggak suka kaleeee namanya laki-laki.
Panji : lah terus lu suka apa, banci...???
(berbisik ke telinga
Panji) gue suka cewe, gue lesbi.
Panji : anjiirrr, serius lu...
Irpan : woi... lama banget sih, cepetan. Sudah
tak tahan ini aku
Panji : sabar bangsat. Yaudah Sel, sekarang lu
berangkat, terserah mau ikutan apa nggak
Selly : okkeee bos
Selly pergi menuju alamat yang
diberikan oleh Panji. Tak berselang lama Selly membawa istri korban. Istri
korban tak tahu bahwa hari ini bakal menjadi hari terburuk dan hari terakhir
dia. Dari dalam semak muncullah Irpan, lalu disusul dengan Arie untuk
menggenggam dan mengikat kedua tangan perempuan itu ke belakang. Lalu muncullah
Panji, dangan membawa pisau ditangan kanannya, merobek pakaian perempuan itu
dan membawanya lebih kedalam hutan Cijagung. Disana mereka pesta dan
mabuk-mabukkan setelah puas memperkosa perempuan itu lalu membunuhnya dengan
cara yang lebih kejam.
Scene 2
Lima hari telah berlalu. Warga
Desa Cijagung gempar dikarenakan ada mayat pasangan suami-istri tergeletak di
dalam hutan Cijagung. Seluruh warga desa Ciwadak pun berbondong-bondong menuju
ke desa Cijagung untuk melihat apa yang terjadi sebenarnya, tetapi tidak untuk
Panji and the gank. Mereka malah berkumpul ke balai
desa Ciwadak untuk bermabuk-mabukkan. Mereka sangat asyik mabuk-mabukkan
sehingga dua dari mereka berempat yaitu Irpan dan Arie pingsan.
Panji : heeehhh... payah lu semua... (memukul
wajah Irpan dan Arie)
Selly : iyaa... parah emang lu, masa kalah
dengan cewe... eeuukkk...
Panji : biarin aja, yang penting kita lanjut..
euuukkk.. in dulu.
Ketika sedang menenggak minuman,
lewatlah perempuan berkerudung di depan Panji dan Selly yang masih minum-minum
itu.
Panji : anjiirrrr, cantik bener tu cewek..
euukkk... gue goda ahh..
Selly : ehhh jangan boss, nanti...
Panji : aahhhh, lu diem aja deh ya.. liat aksi
gue satu ini.
Panji berdiri lalu dengan berjalan agak
sempoyongan, Panji menghampiri perempuan berkerudung yang sedang berdiri
disamping pohon Mahoni.
Panji : ehem... lagi nyari siapa mbak disini?
Santi : ohh, tidak mencari siapa-siapa. Anda
siapa ya?
Panji : perkenalkan, saya panji. Warga disini.
(mengulurkan tangan untuk berjabat tangan)
Santi : maaf, bukan muhrim mas. Saya Santi,
warga Desa sebelah.
Panji : (sok alim banget ini orang ya) ohh iya
nggak apa-apa.
Santi : mas mabuk yaa. Kok bau alkohol gitu
nafasnya. (menutup hidung)
Panji : lu ngeledek gue lu????? ( sambil berusaha membuka matanya
yang sudah teler) ya iyyalahh gue mabukk... Hare gene nggak mabukkk?????
Selly : nggak gaul
tuchhh....hihihihi...
Santi : astaghfirullahaladzim..., (sambil mengelus dadanya )
Panji : apa lu bilang?? Hahahaha.... Nggak
ada aladin disini... , adanya gue panji.....
Santi : ma'af saya bukan mencari aladin atau siapapun, saya hanya
numpang lewat saja.
Panji : owhh...... Mau
silat.....
Selly : LEWATTTTTTTTT BOSSS.!!!! KUPING KUPING....( kata selly
sedikit berteriak di telinga panji)
Panji : gue denger bego.... Nggak usah teriak di kuping gue. (menjitak
kepala Selly)
Santi : sudah sudah jangan bertengkar ( mencoba menengahi)
Panji & selly : " hahahahaha...... tengkarr???? Nggak bolehhh??????(berpandangan)hahaha....
Panji : kalo lu mau lewat sini bayar dulu donk....
Santi : bayar??? Sejak kapan ada peraturan seperti itu?
Panji : sejak lu nggak mau
gue salamin......hahahaha...
Santi : ma'af tapi saya buru-buru
sebaiknya kalian cepat menyingkir dari hadapan saya. ( sedikit meninggikan suaranya)
Selly : berani lu bentak bentak kita...????
Panji : sell biarin dia lewat....... ( sambil menghadang selly yang
sedang mendekati santi)
Selly : hah bangsat lu boss udah gue belain lu malah belain cewek nggak jelas ini... ( sambil berjalan masuk ke balai desa)
Scene
3
Panji hanya diam
dan menatap kepergian santi tanpa
ekspresi. Ia tak tahu apa yang sedang terlintas di benaknya saat itu. Selang
beberapa hari setelah kejadian itu, panji dan ganknya berjalan ke pasar , apa
lagi yang mereka kerjakan selain merampas, memalak, dan mengacak-acak warung
yang menentang mereka.
Panji : ayo mulai beraksi....(dengan tatapan tajam memberi isyarat
pada kawan-kawannya)
Seketika itu
juga kawanan berandalan itu melumat habis warung yang berjejer di pasar, namun
tak di sangka di tengah pekikan dan tangisan para pedagang ada sosok yang berbeda, dia seorang wanita berjilbab yang
berdiri di hadapan kawanan berandal dan menghadang tindakan mereka, adegan itu
di saksikan panji, perdebatan antara wanita itu yang tidak lain adalah santi
dengan sekawanan berandal berjalan cukup lama, sehingga membuat panji kesal
melihatnya, lalu ia berjalan mendekati mereka, ia ingin tahu dengan siapa
kawanannya berdebat cukup lama. Terdengar sayup-sayup suara irpan yang
membentak dan cemo'ohan yang di lontarkan
oleh selly dan gusti kepada santi.
Panji : apa-apa'an sih kalian???? Malak lamma
amattt.....!!! (Sambil menyibak warga yang mengerumuni adegan tersebut).
Irpan : ini boss dia nggak mau bayar uang keamanan ma kita boss, ...
Panji : ehh lu santi khann????
(Menatap santi lekat-lekat seakan mengingat sesuatu)
Santi : ia saya santi,
Panji : owh ya ya lu tu cewek yang sok alim itu
khan???? Lu tu orang mana sihh??? Lu nggak
tau gue??? Lu gk tau kalo peraturan
disni itu gue yang pegang jadi lu gk usah macam-macam
ma gue kalo nggak gue libas lu..., okelah kali ni gue bebasin lu tapi lain
khali lu harus bayar , ngerti nggak lu....??? ( kata
panji mengancam santi dengan raut wajah yang amat bengis sambil berbalik arah
dan menyuruh kawanannya memalak yang lain saja)
Namun wajahnya yang bengis dan
ancaman itu tak membuat santi takut ataupun menurut pada kata-katanya, dengan
tegas santi malah menjawab ancaman itu.
Santi : sapa bilang saya nggak tahu kamu???? Kamu
adalah panji ketua gank di kampung ini yang kerja'annya
membuat kerusuhan, mabuk-mabukan, bertindak semaunya dan yang paling istimewa adalah tak ada satu warga yang tak
takut sama kamu. Tapi itu dulu bukan lagi saat ini karena aku tidak pernah takut sama kamu.
Kata-kata santi
itu membuat semua mata di pasar terbelalak dan memandang pada panji, karena
takut panji mengamuk lebih bengis lagi. Panji menghentikan langkahnya dan
berbalik arah kepada santi. Kejadian itu sangat menarik perhatian warga, ada
yang menerka-nerka apa yang akan terjadi pada santi setelah ini adapula yang
mengatakan bahwa santi tak akan selamat. Panji sudah berdiri tepat di hadapan
santi, dia menatap santi lekat-lekat. Santi balik menatap tanpa rasa takut
sedikitpun kepada panji. Sejenak bola mata mereka beradu pandang.
Panji :" lu berani ma gue???...." hemmm lo bakal nyesel
ngomong kaya gitu, tunggu aja nanti."
Santi tak
bergeming ia hanya menatap panji yang pergi meninggalkan pasar. Mulai saat itu
santi di teror oleh panji dan ganknya, tapi entah apa alasannya , teroran yang
diberikan panji kepada santi bukanlah teror yang sering ia lakukan sebelumnya.
Biasanya orang yang di teror akan berujung pada kematian selama satu atau dua
minggu setelah di teror. Tetapi setelah satu bulan berlalu, tak ada kejadian yang berarti pada
Santi, malah ada perubahan yang terjadi pada Panji yang sekarang jarang
terlihat oleh teman-teman gank-nya itu.
Scene
4
Di tempat yang biasa Panji &
the gank berkumpul kini ada yang berbeda, sang ketua gank yaitu Panji tidak
ada. Arie dan Irpan pun bertanya-tanya.
Arie : bro, bos kita kemana?
Irpan :
nggak tau tuh, heran juga aku ni kemana bos kita. Padahal tiap hari ada disini,
tapi jarang banget keliatan batang hidungnya.
Arie :
brengsek emang bos gendut itu...
Irpan :
Jangan begitu bro, biar gimanapun dia juga bos kita, ngerti kau.
Arie :
iye homo, ngarti gua.
Terlihat dari kejauhan, Selly menggandeng seorang
perempuan. Tanpa curiga sedikitpun, Arie mendatangi Selly dan teman perempuannya
Selly.
Arie :
Selly, ngapain lu disitu. Berduaan mojok kayak kuntilanak cari tukang sate.
Pegang-pegang tangan lagi, kenapa gk sekalian lu cipok aja sekalian.
Hahahahaha...
Selly :
ehhh, loe bang. Hehehe... mau ngeliat gue cipok permpuan ya bang. Okeee...
Tia :
brengsek, jangan disini bego. Aku malu...
Selly :
belaga malu lu, biasanya lu yang minta dicipok, munafik lu.
Tia :
kan beda, ini diliat orang lain tau. Eh tapi itu siapa?
Selly :
oohhh, dia temen gue. Mau ikut gabung nggak.
Tia : boleh deh.. siapa tau ada yang lebih
cantik dari kamu, hihihi...
Arie : ayo lah, daripada kalian kayak
genderuwo disini, mending kesana aja. (menunjuk gubuk reot tempat biasa mereka
ngumpul)
Selly : ayoo deh... (berjalan sambil
menggandeng Tia)
Ditengah perjalanan, Arie membisikkan sesuatu ke telinga Selly
Arie : Sel, lu lesbi ya. Kok kayaknya nafsu
lo gede banget sama ini cewek.
Selly : ssstttttt... lu diem aja bang. Gue
jitak lu kalau Irpan tau...
Arie : kenapa nggak sama gue aja, gue juga
bisa muasin lo.. hahahahaha...
Selly : brengsek lu bang.
Di
gubuk, Irpan telah menunggu kedatangan mereka. Dengan santainya Irpan memeluk
Selly.
Irpan : hallo sayangku Selly (memeluk Selly dari
belakang)
Selly : bangke, lepasin gue. Sayang-sayang
kepalamu pitak. (menginjak kaki Irpan)
Irpan : adaw... hei tai kau tu...
Tia : hahaha... lucu banget sih kalian
ini.
Irpan : lucu gundulmu itu,sakit ini, bukan lucu.
Kau siapa?
Tia : aku Tia, namamu siapa cowok.
Arie
dan Irpan saling berebut untuk menjabat tangan.
Arie : gue..
Irpan : (merebut tangan Tia) aku Irpan
Arie :
anjir, woiyyy, gue yang duluan kenapa lu serobot.
Irpan :
kau tuh lambat macam keong spongebob
Arie :
brengsek lu, mau gue tonjok lo.
Irpan :
aku mau diciiuuummm...
Arie :
kelainan lu ya. Impoten kali lu, kagak bisa berdiri ya begini sudah, jadi maho.
Hahahaha...
Tia :
sudah, sudah. Ngapain bertengkar begitu. Kayak anak kecil aja. Aku tau, nama
kamu Arie kan! (menunjuk Arie)
Arie :
hebat, ternyata lu keturunan dukun. Untung bukan keturunan Mak Erot.
Hahahahaha...
Tia :
sembarangan kamu tuh. Oh iya, aku ada barang bagus ni, mau nggak? (menyodorkon
satu kantong sabu-sabu siap pakai)
Arie :
waaaahhhh, ini perempuan lebih bahaya dari ketua MK yang ketahuan korupsi itu.
Baru kenal sudah nawarin narkoba. Gue sih nggak mau, maunya body lu aja...
hahahaha...
Selly :
ehhh, dasar otak selangkangan. Nggak gue, nggak Tia lu libas juga. Dasar
beneran Penjahat Kelamin lu ya.
Irpan :
emang tuh, dasar otak mesum. Eh Sel, liat bos kita nggak? Sudah sebulan ini
jarang ngumpul sama kita loh.
Selly :
wah, gue nggak tahu. Semenjak kejadian dipasar itu bos kayaknya berubah deh.
Irpan :
emang kejadiannya gimana sayang?
Selly :
gue tampar mulut lu ya kalau sayang-sayang lagi. Pokoknya si bos aneh, aneh
banget...
Dengan panjang lebar Selly menjelaskan kejadian yang
dipasar yang membuat Panji mengalami perubahan yang menurut mereka itu aneh.
Dengan santai mereka duduk dan mendengarkan perkataan Selly dan tak lupa sambil
menjumput sabu-sabu yang dibawa Tia hingga akhirnya mereka akhiri dengan
mabuk-mabukkan sampai mereka pingsan semua.
Scene
5
Dilain tempat, ternyata Panji
sedang merenung dan memikirkan Santi. Kenapa wanita yang kecil menurutnya tidak
bisa dikalahkan, malah sebaliknya yang kalah sekarang adalah Panji. Dengan
sedikit niat, Panji mencari Santi untuk melakukan kegiatan yang menurut Panji
sendiri itu gila. Dengan sekuat lelahnya, Panji akhirnya menemukan rumah Santi.
Panji : Santi... Santiiii... Santiiiii...
Santi : astaga, punya sopan santun nggak sih.
Salam dulu kek kalau mau mampir kerumah orang lain.
Panji : haahhhh teserah, males ue dengerin bacot
lu yang kayak pisau itu
Santi : ada apa nyari aku? Kurang ya
dipermalukan di depan orang-orang. Mau dipermalukan lagi!
Panji : hei, jaga bacot lu ya. Gue mau...
Santi : mau apa?
Panji : ehmmm... gue mau.. belajar...
Santi : belajar apa’an. Ngomong langsung gitu
nggak bisa ya.
Panji : sialan lu. Ajarin gue sholat. Bisa
nggak???
Santi : APA???!!! Serius mau sholat?
Panji : iye bawel, bisa nggak
Santi : akhirnya sadar juga kamu ya. Okee, besok
temuin aku di musholla At-Thoyib ya jam 4 sore.
Panji : mana bisa gue, itu jamnya gue ngumpul.
Santi : kalau nggak bisa yaudah nggak usah aja
mending ya.
Panji : ehh, ehh. Sebentar. Iya deh, gue mau.
Santi : kalau telat aku nggak mau nunggu. Jam 4
nggak datang aku pulang.
Panji : lu lebih mengerikan dari emak gue ya.
Yaudah nanti gue datang.
Setelah perbincangan singkat itu, Panji langsung kembali
ke tempat persembunyiannya yang tidak diketahui oleh temannya.
Scene
6
Sesuai dengan peranjian, Panji datang jam 4 sore untuk
belajar sholat bersama santi tanpa diketahui oleh teman-temannya. Dengan
menundukkan kepala, Panji berjalan menuju Musholla At-thoyib. Dan tanpa sengaja
Panji bertemu dengan Tia
Tia :
hei, kamu yang namanya Panji ya?
Panji :
Iya, lu siapa ya? kok tau nama gue.
Tia :
Selly pernah bilang kalau dia punya bos yang gendut dan goblok. Dan kayaknya
memang bener kamu orangnya.
Panji :
brengsek bener. Kamu kenal Selly dari mana?
Tia :
dia kan pas... (menutup mulut)
Panji :
Pas apa? Pasangan lesbinya Selly
Tia :
HAH!!! Kamu tau darimana?
Panji :
ya jelas tau donk, lu nggak perlu tau gue taunya darimana. Yang jelas gue tau
apa yang nggak lu tau.
Panji bergegas pergi meninggalkan Tia yang masih terbengong.
Tia :
sialan, hei mau kemana kamu?
Panji :
bukan urusan lu...
Dengan langkah yang agak cepat Panji meninggalkan Tia.
Setelah Panji menghilang dari penglihatan Tia, Tia langsung berlari menuju
gubuk reot tempat biasanya mengumpul. Disana sudah ada Selly, Irpan, dan Arie.
Tia :
(datang dengan nafas tersengal)
Selly :
kenapa lu Tia?
Tia :
(tersengal) tadi aku ketemu bosmu di jalan, tapi mencurigakan banget
gerak-geriknya. Dan tadi aku ngelihat dia berjalan ke arah musholla yang ada
dikampung sini sepertinya
Arie :
HAH!!! Serius loe Tia?
Irpan :
paling salah lihat kau tuh. Kau kan belum pernah lihat bos kami.
Tia :
sumpah aku nggak bohong, bos kalian yang gendut yang kayak buntelan kentut itu
kan. Aku nggak salah liat kok, bener an
Arie :
wah gawat itu. Kawan-kawan, kita hajar aja si bos penghianaat itu.
Irpan :
yakin kah kau?
Arie :
yakin, ngapain punya bos yang penghianat kayak gitu. Ayo kesana sekarang,
jangan lama-lama, kalau perlu kita bunuh siapa yang membuat bos kita berubah
Selly :
janganlah bang
Arie :
lu diem ya. Yang ngedukung gue, ikut. Yang nggak mau, gue bantai juga.
Irpan :
ayolah, aku ngikut aja.
Arie, Irpan, Selly dan Tia langsung pergi ke musholla
yang ada di desa Ciwadak yang dimana ada Panji. Mereka belum tahu bahwa Panji
akan merubah sifat menjadi seseorang yang belum pernah terbayang dibenak
mereka.
Sementara itu, di musholla At-thoyib. Panji menemui Santi
yang sudah menunggu lama di Musholla.
Santi :
kemana aja sih? Kan sudah dibilang jam 4 sore. Ini sudah jam 4 lewat 10 menit.
Kamu telat banget.
Panji :
yaelah, telat dikit aja kok. Tadi gue ketemu pasangan lesbi temen gue dijalan,
makanya agak lama
Santi :
astaghfirullahaladzim. Teman kamu ada yang lesbi?
Panji :
iya, emang kenapa?
Santi :
kayaknya dunia mau hancur. Astaghfirullah. Ya allah, ampuni dosa mereka ya
Allah. Sesungguhnya engkau yang mempunyai kuasa di muka bumi ini.
Panji :
heddeh, cepetan, jadi nggak ajarin gue sholat!
Santi :
jadi. Terus mana sarung sama baju muslim kamu?
Panji :
Sarung? Lu nggak bilang kan kemarin, jadi jangan salahin gue donk
Santi :
heh!!! Dimana-mana kalau mau sholat tuh pakai sarung. Yaudah pakai sarung
musholla aja
(mengambil sarung di lemari Musholla) nih, pakai sarung sama topinya.
(mengambil sarung di lemari Musholla) nih, pakai sarung sama topinya.
Panji :
lu bego atau apa, gue nggak pernah pakai yang beginian. Dasar bocah.
Santi :
omongan dijaga ya, yaudah sini aku kasih tau caranya.
SANTI MEMBERIKAN PETUNJUK TATACARA
MENGGUNAKAN SARUNG SAMPAI BENAR.
Santi :
sudah, begini kan cakep. Kayak ustadz-ustadz di tv.
Panji :
bisa aja lu. Yaudah, gerakannya gimana, ajarin gue.
SANTI PUN MENGAJARKAN GERAK-GERAK SHOLAT KEPADA PANJI.
HINGGA AKHIRNYA SUARA BALOK YANG DIPUKULKAN KE LANTAI MUSHOLA MENGEJUTKAN
MEREKA BERDUA. DAN YANG MENGEJUTKAN ADALAH PANJI YANG TIDAK MENYANGKA BAHWA
ANAK-BUAHNYA LAH YANG MEMBUAT KERIBUTAN.
Arie :
OH, jadi ini penghianatnya.
Panji :
tau darimana kalian kalau gue disini, terus ngapain bawa balok?
Irpan :
nggak usah banyak bacot lah kau gendut. Kau penghianat, bilang nggak bakal
ninggalin kegiatan abadi kita. Ternyata Cuma omong kosong. Dasar kau gendut
babi
Santi :
astaghfirullah, mas-mas, mbak-mbak. Ini ada apa. Jangan buat keributan di mushola
ini. Ini rumahnya Allah. Nanti kalian kena azab dari Allah.
Arie :
heeh perempuan jalang. Lu tau apa. Selly, ikat perempuan sial ini.
SELLY MEMUKUL PERUT SANTI, LALU
MENYERET KE PINGGIR MUSHOLLA UNTUK MENGIKAT SANTI
Panji :
hei, apa-apaan kalian, berani lu sama bos...
TIBA-TIBA
PANJI JATUH TERSUNGKUR KARENA DIBELAKANGNYA PANJI SUDAH ADA IRPAN YANG
MEMUKULKAN BALOK DIBELAKANG KEPALA PANJI HINGGA PANJI TIDAK SADARKAN DIRI.
Arie :
mampus lu, makanya jangan jadi penghianat. Lu bilang bakal setia kawan, makanya
lu kita angkat sebagai bos. Dan ternyata kelakuan lu begini sama kita sekarang.
(menendang punggung Panji yang tak sadarkan diri)
Irpan :
mampus kau. Bos tai kau tuh. Ri, kita apakan perempuan ini bro
Arie :
lu inget nggak yang kejadian pembunuhan suami istri yang kita lakukan, sekarang
kita lakukan juga ke perempuan sial ini.
Selly :
hei, jangan gila lu bang.
Arie :
lu diem aja ya, apa mau kayak gentong ini, lu mau gue pukul?
Santi :
maksud kalian apa? Tolong jangan apa-apakan saya (terisak lalu menangis)
Irpan :
hahahahaha... (tertawa jahat) body kau bagus juga ya (membelai pipi Santi)
Arie :
brengsek, gue duluan. Sekarang gue yang bosnya. Minggir lu (mendorong tubuh
Irpan)
Arie :
hei nona manis, jangan nangis, percuma nangis, lu nggak bakal ada yang
nolongin. Disini nggak ada dewa penyelamat buat kamu. Hahahahaha... (memegang
pipi Santi)
Santi :
(menangis sejadi-jadinya) jangan sentuh saya, tolong, jangan sentuh saya.
Ketika ingin memperkosa Santi, tiba-tiba Panji tersadar.
Diam-diam Panji mengambil balok kayu dan langsung memukulkan ke belakang kepala
Arie.
Arie : aaarrrggghhhh... (jatuh tersungkur)
Panji : berani macam-macam lu sama dia gue...
eerrggh
Pembicaraan Panji terputus karena diperutnya sudah
tertancap pisau yang ditusukkan oleh Irpan.
Irpan :
mampus kau, mati aja kau ke neraka.
Arie :
ayo kita tinggal, nanti ada orang yang ngelihat kita disini.
Arie & the gank meninggalkan Panji yang bersimbah
darah dan Santi yang terikat di pojok mushola. Ketika mereka pergi, Dengan
sekuat tenaga Santi berusaha melepaskan ikatan tali yang ternyata merupakan
simpul yang mudah dilepas. Dengan cepat
Santi mendatangi Panji yang bersimbah darah. Dengan sisa tenaga yang ada
Santi berteriak minta tolong hingga akhirnya datanglah beberapa warga Ciwadak
yang menolong Panji dan membawa ke Puskesmas terdekat. Dengan wajah cemas Santi
menunggu Panji. Entah mengapa tiba-tiba Santi mempunyai perasaan yang lebih
terhadap lelaki yang menurutnya kasar dan pernah mengancam bahkan menerornya
waktu itu.
Scene
7
Satu jam kemudian dokter di Puskesmas memberitahukan
bahwa Panji harus dilarikan ke Rumah Sakit untuk dioperasi karena luka
tusukannya terlalu dalam. Dengan perasaan yang sangat nggak karuan, santi masuk
keruangan untuk melihat keadaan Panji.
Santi :
kamu sudah sadar. Aku khawatir sama kamu
Panji :
gue nggak kenapa-napa, luka sedikit aja.
Santi :
kata dokter kamu harus dibawa ke rumah sakit untuk dioperasi. Aku akan temani
kamu sebagai ucapan terima kasih sudah ngelindungi aku.
Panji :
nggak usah. Oh iya, gue minta maaf, sudah neror kamu, sudah ngancam kamu dan
jahatin kamu. Ya mungkin kamu orang pertama yang bisa bikin aku takluk. Jujur
kamu... (terpotong)
Santi :
sssstttttt (menempelkan telunjuk ke sudut bibir Panji) jangan banyak bicara,
kamu ini lagi sakit. Kamu sembuh dulu baru kamu banyakin ngomongmu.
Panji :
kamu smama kayak emakku. bawel, tapi baik dan perhatian banget. Andai suatu
saat aku dapat istri seperti kamu, aku bahagia dunia akhirat.
Santi :
kalau kamu memang mau punya istri seperti aku, kamu harus bisa sholat, bisa
ngaji, dan bisa membimbing aku ke jalan Allah.
Panji :
maksutmu apa?
Santi :
iya, aku mau jadi istri kamu, tapi syarat yang aku berikan harus kamu lakukan
kalau kamu mau aku jadi pendamping hidupmu.
Panji :
HAH!!! Serius kamu? Apa aku nggak salah denger kan? Apa aku memang sudah
disurga kamu ngomong begitu.
Santi :
yeee, kamu kalau mati duluan tempatmu di neraka, bukan disurga. Tau..
Panji :
iyee tau bawel. Aku bakal kerjakan semua syarat itu buat kamu. Dan aku akan
cari kerja yang halal, aku nggak akan mabuk-mabuk lagi.
Santi :
alah, GOMBAL.. (mencubit perut bekas tusukkan)
Panji :
aaarrrggghhh... sakit dodol. Makin lebar ini luka. Tanggung jawab lu.
Aduhhhh...
Santi :
hihihi.. itu hukuman buat kamu. Yasudah kamu harus sembuh dulu, lalu terserah
kamu mau ngapain.
Panji :
okelah (mengacungkan jempol ke Santi).
Hari itu juga Panji langsung dilarikan kerumahsakit untuk
operasi penutupan luka tusukkan. Dengan setia Santi menemani Panji hinggga
rumah sakit. Di Rumah Sakit pun Santi menunggu hasil dari operasi yang memakan
waktu 4 jam sambil berdo’a untuk keselamatan Panji.
Dilain tempat dan diwaktu yang sama. Arie dan Irpan
mengadakan pesta miras. Tak lupa mereka juga mabuk-mabukkan untuk merayakan
terbunuhnya mantan bos mereka yang penghianat itu.ketika asyik-asyikkan mabuk,
tiba-tiba datang segerombolan polisi yang langsung menyergap mereka dan
menangkap untuk dibawa ke penjara telah dijadikan tersangka penusukkan yang
korbannya adalah Panji. Dengan berontak Arie dan kawannya berusaha melarikan
diri tetapi polisi langsung menembakkan satu peluru ke arah kaki Arie yang
langsung jatuh meringis kesakitan. Arie diseret lalu dibawa ke penjara untuk
mempertanggungjawabkan tindakannya tersebut.
Scene
8
(4
Tahun Kemudian)
Semua keadaan sudah berbeda, ddesa Ciwadak pun kini sudah
menjadi sedikit lebih tenang karena tidak ada lagi preman-preman yang
meresahkan warga. Panji yang dulu paling ditakuti kini disenangi oleh warga
kampung tersebut karena beliau sudah menjadi ustadz. Perubahan ini tak lain
karena Santi menjadi pendamping hidupnya Panji. Sementara Arie dan temannya
masih didalam penjara untuk mempertanggungjawabkan kelakuannya itu.
Di penjara, Arie dan kawan-kawan
dibebaskan dari ruang tahanan karena dibebaskan oleh Panji dan Santi yang sudah
memaafkan semua kelakuan mereka.
Arie : bos, makasih sudah bebasin kita, kita
semua minta maaf bos.
Panji :
jangan panggil bos, gue bukan bos kalian lagi, kita semua saudara, lu sudah gue
anggap saudara.
Irpan :
tapi kita sudah jahat sama kau, kami minta maaf.
Panji :
nggak pa-pa, gue udah maafin kalian. Lu semua harus sadar ya sekarang, gue tau,
lu Irpan suka sama Selly dan sebaliknya Selly suka sama lu pan. Dan Arie, Tia
pernah bilang ke gue kalau dia suka sama lu. Katanya lu lucu walaupun omongan
lu kayak knalpot bocor.
Irpan :
iya, emang aku suka sama Selly. Tapi karena gengsi aja aku jadi begini.
Panji :
sekarang jangan gengsi-gengsian. Buruan tembak dia, buat dia normal kembali.
Dan untuk lu Ri, Nikahin Tia. Tia beneran sayang sama lu.
Arie :
(memeluk Panji) makasih sob, lu memang setia kawan. Gue yang salah.
Panji :
sudah nggak usah dibahas. Sekarang kalian pergi kerumah pasangan masing-masing.
Semua akan terasa lebih indah bila kita berdamai, betul kan umi (memandang Santi)
Santi :
iya abi (tersenyum)
Dengan bergegas Arie dan Irpan pergi menuju rumah
masing-masing calon pasangannya. Irpan dengan Selly, dan Arie sama Tia. Dan
akhirnya mereka pun semua sadar bahwa kedamaian memang lebih indah dibandingkan
dengan membuat kerusuhan.
Dengan mereka yang sudah tobat dan sadar, mereka
mendirikan sebuah grup yang menamai grupnya “ASJ” singkatan dari “Akhirnya
Sadar Juga” yang bekerja dibidang konsultasi rumah tangga dan keuangan.
Semuanya berjalan dengan tenang di desa Ciwadak sekarang. Sebuah pertemuan yang
awalnya tak terduga kini menjadi sebuah peristiwa yang membuat mereka selalu
mengingat kenangan pahit masa lalunya. Dan kini pun Desa Ciwadak mempunyai icon
kehidupan baru, yaitu “sadarlah sebelum tuhan menyadarkanmu lewat kematian”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar