Selasa, 26 November 2013

AKHIRNYA SADAR JUGA

naskah drama
“AKHIRNYA SADAR JUGA”
Sebuah Pertemuan yang Mengubah Segalanya

KARYA : PANJI ASUHAN, SUSI SUSANTI & IRPAN ISTIAN
10/23/2013

Empat  pemuda yang urakan, dan suka bikin rusuh di desa. Dan muncullah seseorang yang mengubah segala sifatnya dan menjadi lebih baik dari sekarang





Pemain :
1.                   Panji Asuhan                      = Panji
2.                   Irpan Istian                         = Irpan
3.                   Susi Susanti                        = Santi
4.                   Gusti Arie Fakhrudin       = Arie
5.                   Selly Dwi Carmilla             = Selly
6.                   Tenri ampa                         = Tia


Pewatakan :
1.                   Panji      => kasar, kadang berhati lembut, bos penjahat, emosi.
2.                   Irpan     => gila perempuan, terkadang jahat terkadang baik, hobi berjudi.
3.                   Santi      => alim, penyayang, tidak penakut, hobi baca Qur’an.
4.                   Arie        => suka berkelahi, arogan, kasar, suka ngelantur, senang minum minuman beralkohol.
5.                   Selly       => baik, penurut, suka sesama jenis, hobi minum.
6.                   Tia          => suka sesama jenis, pengkonsumsi narkoba.



Scene 1
Suasana yang ramai sekali di Desa Ciwadak. Angin yang berhembus menyejukkan tubuh dan pikiran yang damai karena kenyamanan suasana desa. Anak-anak bermain petak umpet di balai desa, bapak-bapak di desa itu bercengkerama dengan para pemuda-pemuda Desa Ciwadak untuk membahas gotong royong yang dilakukan pekan depan nanti.  para ibu-ibu memasak dirumah masing-masing untuk dibawa ke balai desa. Para remaja putri di desa Ciwadak juga tidak mau kalah, mereka membantu membawa dan menyiapkan peralatan makan seperti sendok, piring, gelas, dan sebagainya. Terlihat semuanya begitu tenang dan terasa sangat indah, tetapi ada satu sisi gelap dari desa ini, beberapa pemuda di Desa Ciwadak terkenal dengan kenakalannya, bahkan tidak segan mengganggu orang-orang yang melewati wilayah kekuasaannya. Dia adalah Panji, Irpan, Selly, tia, dan Gusti. Empat pemuda yang dikenal urakan dan suka bikin rusuh di kampung Cinangka, Desa Ciwadak ini.
Semua warga Desa Ciwadak bersiap-siap untuk mengikuti musyawarah desa. Semua warga sudah mengambil tempat duduk yang sudah dipersiapkan oleh pihak Balai Desa. Acara pun dimulai dan bapak Kepala Desa pun memberikan sedikit sambutan sekaligus membuka musyawarah di Kecamatan Cinangka, Desa Ciwadak. Pada saat berlangsungnya musyawarah, tiba-tiba semua terkaget-kaget mendengar suara pintu yang ditendang oleh Panji dan gerombolannya.
Panji      : woi, woi, woi... ada apa ini rame-rame. Kenapa kami tidak diundang. Euukkk... (mabuk)
Irpan     : waahh kalian ini tidak mengundang. Euukkk... brengsek kalian, kami juga warga... euuukkk... kampung sini...
Selly       : minggir... minggir... kasih kami tempat duduk... (menggusur beberapa warga yang berada di dekat Selly)
Akhirnya mereka bertiga duduk dengan cara menggusur orang-orang yang tadinya sudah duduk ditempat itu. Ketika hendak duduk, tiba-tiba Arie datang dengan wajah yang babak belur
Arie        : booosss... booossss... tolong...(datang dengan lari terbirit sambil teriak-teriak)
                mendengar suara temannya, Panji dan ceesnya langsung menghambur keluar.
Panji      : kenapa loe njing, dipukulin lagi sama warga
Arie        : bukan, bosss. Gua dikeroyok sama warga desa sebelah
Selly       : eh bahloLLL, itu sama aja loe dipukulin warga (sambil menjitak kepala Arie)
Irpan     : jangan gitu lah sayang...
Selly       : sayang-sayang kepalamu gundul, sejak kapan gua jadi pacar lu. Najis banget gue
Irpan     : tai kucing kau tu...
Selly       : loe tuh yang tai, tainya manusia, tainya anjing, tainya babi, loe rajanya tai
Irpan     : bangsat kau, kau pecun.
Selly       : apa loe bilang hah...!!!
Panji      : hei.. hei.. lu ngapain pada adu bacot begitu. Kalian sama-sama kayak tai, ngerti...
Selly       : dia yang duluan bilangin gua pecun.
Irpan     : macam kau bagus aja, dasar pecun kau, perempuan racun
Arie        : ehh bangsat, kalian berdua diem. Gue tinju perut lu satu-satu mau!!!
Selly       : janganlah bang, masa loe tega ninju gue.
Arie        : makanya kalian diem. Sekarang gimana bos, apa kita balas aja warga sana sekarang.
Panji      : jangan sekarang. Gue ada ide, Arie sama Irpan, lu ikut gue nanti malam. Kita akan pesta malam ini.
Selly       : trus gua ngapain bos???
Panji, Irpan, Arie :  Loe bercinta aja sama guling... hahahaha!!!!
Selly       : brengsek, loe semua jahat ya...
                Mereka akhirnya pergi ke gubuk kosong, tempat biasanya mereka nongkrong, tanpa Selly. Di Gubuk yang reot itu, mereka merencanakan sesuatu yang bejat.
Panji      : okey begini, kita akan grebek rumah salah satu yang ngeroyok loe Rie, kita bunuh orang itu dan kita sikat istrinya. Gimana...
Irpan     : asiklah tu bos, sudah lama juga ini si kecil nggak muntah... hahahaha...!!!
Arie        : hahahaha...!!! keren, otak jahat bos ternyata tok cer juga ya... hahahaha...!!!
                Panji Cees pun pergi  untuk mengecek salah satu pelaku pengeroyokan Arie di Desa Cijagung, sebelah Desa Ciwadak dan didapatlah satu mangsa yang akan dieksekusi nanti malam. Setelah mengecek mangsanya, mereka kembali ke Desa Ciwadak dan kembali berhura-hura di gubuk reot tanpa Selly.
                Malam pun beranjak, Panji dan kawan-kawannya langsung pergi menuju Desa Cijagung. Setengah jam saja mereka telah sampai, dan terlihat sang mangsa sedang berdiri membelakangi mereka. Sang mangsa rupanya sedang bertelepon sehingga tidak sadar dia sedang diincar oleh gerombolan pendendam dari desa Ciwadak. Panji, Irpan, dan Arie sudah mendekat, dan tanpa ragu Irpan membekap mulut serta hidung dan Arie langsung menusukkan pisau ke tubuh korban sebanyak sepuluh kali hingga tewas seketika ditempat. Dengan cepat mereka membawa mayat itu kedalam hutan disebelah Desa Cijagung.
                Arie segera memanggil Selly untuk menjalankan rencana selanjutnya. Ketika Selly sudah sampai dihutan Desa Cijagung, Panji langsung memerintahkan kepada Selly.
Panji      : Sell, loe pergi ke Desa Cijagung, terus Loe cari alamat ini ya
(Panji menyerahkan alamat itu)
Selly       : RT. 5 RW. 3 No. 10 Desa Cijagung. Aw Betul kah ini alamatnya.
Panji      : iya, loe pergi kesana bilang sama istrinya kalau suaminya manggil di hutan Cijagung. Nanti kami sembunyi dibalik semak-semak itu.
Selly       : terus mau ngapain???
Panji      : kita mau pesta. Hahahaha...!!!
Selly       : widih, parah lu bos. Yaudah tunggu aja ya bos. Gua juga mau ikutan... hihihi...!!!
Panji      : yaudah cepetan sono. Bawa cowo lu
Selly       : iyuuhhh... gue nggak suka kaleeee namanya laki-laki.

Panji      : lah terus lu suka apa, banci...???
Selly       : sssttt... diem aja ya.
                (berbisik ke telinga Panji) gue suka cewe, gue lesbi.
Panji      : anjiirrr, serius lu...
Irpan     : woi... lama banget sih, cepetan. Sudah tak tahan ini aku
Panji      : sabar bangsat. Yaudah Sel, sekarang lu berangkat, terserah mau ikutan apa nggak
Selly       : okkeee bos
                Selly pergi menuju alamat yang diberikan oleh Panji. Tak berselang lama Selly membawa istri korban. Istri korban tak tahu bahwa hari ini bakal menjadi hari terburuk dan hari terakhir dia. Dari dalam semak muncullah Irpan, lalu disusul dengan Arie untuk menggenggam dan mengikat kedua tangan perempuan itu ke belakang. Lalu muncullah Panji, dangan membawa pisau ditangan kanannya, merobek pakaian perempuan itu dan membawanya lebih kedalam hutan Cijagung. Disana mereka pesta dan mabuk-mabukkan setelah puas memperkosa perempuan itu lalu membunuhnya dengan cara yang lebih kejam.


Scene 2
                Lima hari telah berlalu. Warga Desa Cijagung gempar dikarenakan ada mayat pasangan suami-istri tergeletak di dalam hutan Cijagung. Seluruh warga desa Ciwadak pun berbondong-bondong menuju ke desa Cijagung untuk melihat apa yang terjadi sebenarnya, tetapi tidak untuk Panji and the gank. Mereka malah berkumpul ke balai desa Ciwadak untuk bermabuk-mabukkan. Mereka sangat asyik mabuk-mabukkan sehingga dua dari mereka berempat yaitu Irpan dan Arie pingsan.
Panji      : heeehhh... payah lu semua... (memukul wajah Irpan dan Arie)
Selly       : iyaa... parah emang lu, masa kalah dengan cewe... eeuukkk...
Panji      : biarin aja, yang penting kita lanjut.. euuukkk.. in dulu.
                Ketika sedang menenggak minuman, lewatlah perempuan berkerudung di depan Panji dan Selly yang masih minum-minum itu.
Panji      : anjiirrrr, cantik bener tu cewek.. euukkk... gue goda ahh..
Selly       : ehhh jangan boss, nanti...
Panji      : aahhhh, lu diem aja deh ya.. liat aksi gue satu ini.
                Panji berdiri lalu dengan berjalan agak sempoyongan, Panji menghampiri perempuan berkerudung yang sedang berdiri disamping pohon Mahoni.
Panji      : ehem... lagi nyari siapa mbak disini?
Santi      : ohh, tidak mencari siapa-siapa. Anda siapa ya?
Panji      : perkenalkan, saya panji. Warga disini. (mengulurkan tangan untuk berjabat tangan)
Santi      : maaf, bukan muhrim mas. Saya Santi, warga Desa sebelah.
Panji      : (sok alim banget ini orang ya) ohh iya nggak apa-apa.
Santi      : mas mabuk yaa. Kok bau alkohol gitu nafasnya. (menutup hidung)
Panji      : lu ngeledek gue lu????? ( sambil berusaha membuka matanya yang sudah teler) ya iyyalahh gue mabukk... Hare gene nggak mabukkk?????
Selly       : nggak gaul tuchhh....hihihihi...
Santi      : astaghfirullahaladzim..., (sambil mengelus dadanya )
Panji      : apa lu bilang?? Hahahaha.... Nggak ada aladin disini... , adanya gue panji.....
Santi      : ma'af saya bukan mencari aladin atau siapapun, saya hanya numpang lewat saja.
Panji      : owhh...... Mau  silat.....
Selly       : LEWATTTTTTTTT BOSSS.!!!! KUPING KUPING....( kata selly sedikit berteriak di telinga panji)
Panji      : gue denger bego.... Nggak usah teriak di kuping gue. (menjitak kepala Selly)
Santi      : sudah sudah jangan bertengkar ( mencoba menengahi)
Panji & selly        : " hahahahaha...... tengkarr???? Nggak bolehhh??????(berpandangan)hahaha....
Panji      : kalo lu mau lewat sini bayar dulu donk....
Santi      : bayar??? Sejak kapan ada peraturan seperti itu?
Panji      : sejak lu nggak mau gue salamin......hahahaha...
Santi      : ma'af tapi saya buru-buru  sebaiknya kalian cepat menyingkir dari hadapan saya. ( sedikit           meninggikan suaranya)
Selly       : berani lu bentak bentak kita...????
Panji      : sell biarin dia lewat....... ( sambil menghadang selly yang sedang mendekati santi)
Selly       : hah bangsat lu boss udah gue belain lu malah belain cewek nggak jelas ini... ( sambil berjalan    masuk ke balai desa)


Scene 3
Panji hanya diam dan menatap kepergian santi  tanpa ekspresi. Ia tak tahu apa yang sedang terlintas di benaknya saat itu. Selang beberapa hari setelah kejadian itu, panji dan ganknya berjalan ke pasar , apa lagi yang mereka kerjakan selain merampas, memalak, dan mengacak-acak warung yang menentang mereka.
Panji      : ayo mulai beraksi....(dengan tatapan tajam memberi isyarat pada kawan-kawannya)
Seketika itu juga kawanan berandalan itu melumat habis warung yang berjejer di pasar, namun tak di sangka di tengah pekikan dan tangisan para pedagang ada sosok yang  berbeda, dia seorang wanita berjilbab yang berdiri di hadapan kawanan berandal dan menghadang tindakan mereka, adegan itu di saksikan panji, perdebatan antara wanita itu yang tidak lain adalah santi dengan sekawanan berandal berjalan cukup lama, sehingga membuat panji kesal melihatnya, lalu ia berjalan mendekati mereka, ia ingin tahu dengan siapa kawanannya berdebat cukup lama. Terdengar sayup-sayup suara irpan yang membentak dan cemo'ohan yang di lontarkan  oleh selly dan gusti kepada santi.
Panji      : apa-apa'an sih kalian???? Malak lamma amattt.....!!! (Sambil menyibak warga yang mengerumuni adegan tersebut).
Irpan     : ini boss dia nggak mau bayar uang keamanan ma kita boss, ...
Panji      : ehh  lu santi khann???? (Menatap santi lekat-lekat seakan mengingat sesuatu)
Santi      : ia saya santi,
Panji      : owh ya ya lu tu cewek yang sok alim itu khan???? Lu tu orang mana sihh??? Lu nggak tau gue??? Lu gk tau kalo                 peraturan disni itu gue yang pegang jadi lu gk usah macam-macam ma gue kalo nggak gue libas lu..., okelah kali ni gue bebasin lu tapi lain khali lu harus bayar , ngerti nggak lu....??? ( kata panji mengancam santi dengan raut wajah yang amat bengis sambil berbalik arah dan menyuruh kawanannya memalak yang lain saja)
Namun wajahnya yang bengis dan ancaman itu tak membuat santi takut ataupun menurut pada kata-katanya, dengan tegas santi malah menjawab ancaman itu.
Santi      : sapa bilang saya nggak tahu kamu???? Kamu adalah panji ketua gank di kampung ini yang          kerja'annya membuat kerusuhan, mabuk-mabukan, bertindak semaunya dan yang paling    istimewa adalah tak ada satu warga yang tak takut sama kamu. Tapi itu dulu bukan lagi saat ini              karena aku tidak pernah takut sama kamu.
Kata-kata santi itu membuat semua mata di pasar terbelalak dan memandang pada panji, karena takut panji mengamuk lebih bengis lagi. Panji menghentikan langkahnya dan berbalik arah kepada santi. Kejadian itu sangat menarik perhatian warga, ada yang menerka-nerka apa yang akan terjadi pada santi setelah ini adapula yang mengatakan bahwa santi tak akan selamat. Panji sudah berdiri tepat di hadapan santi, dia menatap santi lekat-lekat. Santi balik menatap tanpa rasa takut sedikitpun kepada panji. Sejenak bola mata mereka beradu pandang.
Panji      :" lu berani ma gue???...." hemmm lo bakal nyesel ngomong kaya gitu, tunggu aja nanti."
Santi tak bergeming ia hanya menatap panji yang pergi meninggalkan pasar. Mulai saat itu santi di teror oleh panji dan ganknya, tapi entah apa alasannya , teroran yang diberikan panji kepada santi bukanlah teror yang sering ia lakukan sebelumnya. Biasanya orang yang di teror akan berujung pada kematian selama satu atau dua minggu setelah di teror. Tetapi setelah satu bulan berlalu, tak ada kejadian yang berarti pada Santi, malah ada perubahan yang terjadi pada Panji yang sekarang jarang terlihat oleh teman-teman gank-nya itu.


Scene 4
                Di tempat yang biasa Panji & the gank berkumpul kini ada yang berbeda, sang ketua gank yaitu Panji tidak ada. Arie dan Irpan pun bertanya-tanya.
Arie        : bro, bos kita kemana?
Irpan     : nggak tau tuh, heran juga aku ni kemana bos kita. Padahal tiap hari ada disini, tapi jarang banget keliatan batang hidungnya.
Arie        : brengsek emang bos gendut itu...
Irpan     : Jangan begitu bro, biar gimanapun dia juga bos kita, ngerti kau.
Arie        : iye homo, ngarti gua.
Terlihat dari kejauhan, Selly menggandeng seorang perempuan. Tanpa curiga sedikitpun, Arie mendatangi Selly dan teman perempuannya Selly.
Arie        : Selly, ngapain lu disitu. Berduaan mojok kayak kuntilanak cari tukang sate. Pegang-pegang tangan lagi, kenapa gk sekalian lu cipok aja sekalian. Hahahahaha...
Selly       : ehhh, loe bang. Hehehe... mau ngeliat gue cipok permpuan ya bang. Okeee...
Tia          : brengsek, jangan disini bego. Aku malu...
Selly       : belaga malu lu, biasanya lu yang minta dicipok, munafik lu.
Tia          : kan beda, ini diliat orang lain tau. Eh tapi itu siapa?
Selly       : oohhh, dia temen gue. Mau ikut gabung nggak.
Tia          : boleh deh.. siapa tau ada yang lebih cantik dari kamu, hihihi...
Arie        : ayo lah, daripada kalian kayak genderuwo disini, mending kesana aja. (menunjuk gubuk reot tempat biasa mereka ngumpul)
Selly       : ayoo deh... (berjalan sambil menggandeng Tia)
Ditengah perjalanan, Arie membisikkan sesuatu ke telinga Selly
Arie        : Sel, lu lesbi ya. Kok kayaknya nafsu lo gede banget sama ini cewek.
Selly       : ssstttttt... lu diem aja bang. Gue jitak lu kalau Irpan tau...
Arie        : kenapa nggak sama gue aja, gue juga bisa muasin lo.. hahahahaha...
Selly       : brengsek lu bang.
Di gubuk, Irpan telah menunggu kedatangan mereka. Dengan santainya Irpan memeluk Selly.
Irpan     : hallo sayangku Selly (memeluk Selly dari belakang)
Selly       : bangke, lepasin gue. Sayang-sayang kepalamu pitak. (menginjak kaki Irpan)
Irpan     : adaw... hei tai kau tu...
Tia          : hahaha... lucu banget sih kalian ini.
Irpan     : lucu gundulmu itu,sakit ini, bukan lucu. Kau siapa?
Tia          : aku Tia, namamu siapa cowok.
Arie dan Irpan saling berebut untuk menjabat tangan.
Arie        : gue..
Irpan     : (merebut tangan Tia) aku Irpan
Arie        : anjir, woiyyy, gue yang duluan kenapa lu serobot.
Irpan     : kau tuh lambat macam keong spongebob
Arie        : brengsek lu, mau gue tonjok lo.
Irpan     : aku mau diciiuuummm...
Arie        : kelainan lu ya. Impoten kali lu, kagak bisa berdiri ya begini sudah, jadi maho. Hahahaha...
Tia          : sudah, sudah. Ngapain bertengkar begitu. Kayak anak kecil aja. Aku tau, nama kamu Arie kan! (menunjuk Arie)
Arie        : hebat, ternyata lu keturunan dukun. Untung bukan keturunan Mak Erot. Hahahahaha...
Tia          : sembarangan kamu tuh. Oh iya, aku ada barang bagus ni, mau nggak? (menyodorkon satu kantong  sabu-sabu siap pakai)
Arie        : waaaahhhh, ini perempuan lebih bahaya dari ketua MK yang ketahuan korupsi itu. Baru kenal sudah nawarin narkoba. Gue sih nggak mau, maunya body lu aja... hahahaha...
Selly       : ehhh, dasar otak selangkangan. Nggak gue, nggak Tia lu libas juga. Dasar beneran Penjahat Kelamin lu ya.
Irpan     : emang tuh, dasar otak mesum. Eh Sel, liat bos kita nggak? Sudah sebulan ini jarang ngumpul sama kita loh.
Selly       : wah, gue nggak tahu. Semenjak kejadian dipasar itu bos kayaknya berubah deh.
Irpan     : emang kejadiannya gimana sayang?
Selly       : gue tampar mulut lu ya kalau sayang-sayang lagi. Pokoknya si bos aneh, aneh banget...
Dengan panjang lebar Selly menjelaskan kejadian yang dipasar yang membuat Panji mengalami perubahan yang menurut mereka itu aneh. Dengan santai mereka duduk dan mendengarkan perkataan Selly dan tak lupa sambil menjumput sabu-sabu yang dibawa Tia hingga akhirnya mereka akhiri dengan mabuk-mabukkan sampai mereka pingsan semua.


Scene 5
                Dilain tempat, ternyata Panji sedang merenung dan memikirkan Santi. Kenapa wanita yang kecil menurutnya tidak bisa dikalahkan, malah sebaliknya yang kalah sekarang adalah Panji. Dengan sedikit niat, Panji mencari Santi untuk melakukan kegiatan yang menurut Panji sendiri itu gila. Dengan sekuat lelahnya, Panji akhirnya menemukan rumah Santi.
Panji      : Santi... Santiiii... Santiiiii...
Santi      : astaga, punya sopan santun nggak sih. Salam dulu kek kalau mau mampir kerumah orang lain.
Panji      : haahhhh teserah, males ue dengerin bacot lu yang kayak pisau itu
Santi      : ada apa nyari aku? Kurang ya dipermalukan di depan orang-orang. Mau dipermalukan lagi!
Panji      : hei, jaga bacot lu ya. Gue mau...
Santi      : mau apa?
Panji      : ehmmm... gue mau.. belajar...
Santi      : belajar apa’an. Ngomong langsung gitu nggak bisa ya.
Panji      : sialan lu. Ajarin gue sholat. Bisa nggak???
Santi      : APA???!!! Serius mau sholat?
Panji      : iye bawel, bisa nggak
Santi      : akhirnya sadar juga kamu ya. Okee, besok temuin aku di musholla At-Thoyib ya jam 4 sore.
Panji      : mana bisa gue, itu jamnya gue ngumpul.
Santi      : kalau nggak bisa yaudah nggak usah aja mending ya.
Panji      : ehh, ehh. Sebentar. Iya deh, gue mau.
Santi      : kalau telat aku nggak mau nunggu. Jam 4 nggak datang aku pulang.
Panji      : lu lebih mengerikan dari emak gue ya. Yaudah nanti gue datang.
Setelah perbincangan singkat itu, Panji langsung kembali ke tempat persembunyiannya yang tidak diketahui oleh temannya.


Scene 6
Sesuai dengan peranjian, Panji datang jam 4 sore untuk belajar sholat bersama santi tanpa diketahui oleh teman-temannya. Dengan menundukkan kepala, Panji berjalan menuju Musholla At-thoyib. Dan tanpa sengaja Panji bertemu dengan Tia
Tia          : hei, kamu yang namanya Panji ya?
Panji      : Iya, lu siapa ya? kok tau nama gue.
Tia          : Selly pernah bilang kalau dia punya bos yang gendut dan goblok. Dan kayaknya memang bener kamu orangnya.
Panji      : brengsek bener. Kamu kenal Selly dari mana?
Tia          : dia kan pas... (menutup mulut)
Panji      : Pas apa? Pasangan lesbinya Selly
Tia          : HAH!!! Kamu tau darimana?
Panji      : ya jelas tau donk, lu nggak perlu tau gue taunya darimana. Yang jelas gue tau apa yang nggak lu tau.
Panji bergegas pergi  meninggalkan Tia yang masih terbengong.
Tia          : sialan, hei mau kemana kamu?
Panji      : bukan urusan lu...
Dengan langkah yang agak cepat Panji meninggalkan Tia. Setelah Panji menghilang dari penglihatan Tia, Tia langsung berlari menuju gubuk reot tempat biasanya mengumpul. Disana sudah ada Selly, Irpan, dan Arie.
Tia          : (datang dengan nafas tersengal)
Selly       : kenapa lu Tia?
Tia          : (tersengal) tadi aku ketemu bosmu di jalan, tapi mencurigakan banget gerak-geriknya. Dan tadi aku ngelihat dia berjalan ke arah musholla yang ada dikampung sini sepertinya
Arie        : HAH!!! Serius loe Tia?
Irpan     : paling salah lihat kau tuh. Kau kan belum pernah lihat bos kami.
Tia          : sumpah aku nggak bohong, bos kalian yang gendut yang kayak buntelan kentut itu kan. Aku nggak salah liat kok, bener an
Arie        : wah gawat itu. Kawan-kawan, kita hajar aja si bos penghianaat itu.
Irpan     : yakin kah kau?
Arie        : yakin, ngapain punya bos yang penghianat kayak gitu. Ayo kesana sekarang, jangan lama-lama, kalau perlu kita bunuh siapa yang membuat bos kita berubah
Selly       : janganlah bang
Arie        : lu diem ya. Yang ngedukung gue, ikut. Yang nggak mau, gue bantai juga.
Irpan     : ayolah, aku ngikut aja.
Arie, Irpan, Selly dan Tia langsung pergi ke musholla yang ada di desa Ciwadak yang dimana ada Panji. Mereka belum tahu bahwa Panji akan merubah sifat menjadi seseorang yang belum pernah terbayang dibenak mereka.
Sementara itu, di musholla At-thoyib. Panji menemui Santi yang sudah menunggu lama di Musholla.
Santi      : kemana aja sih? Kan sudah dibilang jam 4 sore. Ini sudah jam 4 lewat 10 menit. Kamu telat banget.
Panji      : yaelah, telat dikit aja kok. Tadi gue ketemu pasangan lesbi temen gue dijalan, makanya agak lama
Santi      : astaghfirullahaladzim. Teman kamu ada yang lesbi?
Panji      : iya, emang kenapa?
Santi      : kayaknya dunia mau hancur. Astaghfirullah. Ya allah, ampuni dosa mereka ya Allah. Sesungguhnya engkau yang mempunyai kuasa di muka bumi ini.
Panji      : heddeh, cepetan, jadi nggak ajarin gue sholat!
Santi      : jadi. Terus mana sarung sama baju muslim kamu?
Panji      : Sarung? Lu nggak bilang kan kemarin, jadi jangan salahin gue donk
Santi      : heh!!! Dimana-mana kalau mau sholat tuh pakai sarung. Yaudah pakai sarung musholla aja
(mengambil sarung di lemari Musholla) nih, pakai sarung sama topinya.
Panji      : lu bego atau apa, gue nggak pernah pakai yang beginian. Dasar bocah.
Santi      : omongan dijaga ya, yaudah sini aku kasih tau caranya.
SANTI MEMBERIKAN PETUNJUK TATACARA MENGGUNAKAN SARUNG SAMPAI BENAR.
Santi      : sudah, begini kan cakep. Kayak ustadz-ustadz di tv.
Panji      : bisa aja lu. Yaudah, gerakannya gimana, ajarin gue.
SANTI PUN MENGAJARKAN GERAK-GERAK SHOLAT KEPADA PANJI. HINGGA AKHIRNYA SUARA BALOK YANG DIPUKULKAN KE LANTAI MUSHOLA MENGEJUTKAN MEREKA BERDUA. DAN YANG MENGEJUTKAN ADALAH PANJI YANG TIDAK MENYANGKA BAHWA ANAK-BUAHNYA LAH YANG MEMBUAT KERIBUTAN.
 Arie       : OH, jadi ini penghianatnya.
Panji      : tau darimana kalian kalau gue disini, terus ngapain bawa balok?
Irpan     : nggak usah banyak bacot lah kau gendut. Kau penghianat, bilang nggak bakal ninggalin kegiatan abadi kita. Ternyata Cuma omong kosong. Dasar kau gendut babi
Santi      : astaghfirullah, mas-mas, mbak-mbak. Ini ada apa. Jangan buat keributan di mushola ini. Ini rumahnya Allah. Nanti kalian kena azab dari Allah.
Arie        : heeh perempuan jalang. Lu tau apa. Selly, ikat perempuan sial ini.
SELLY MEMUKUL PERUT SANTI, LALU MENYERET KE PINGGIR MUSHOLLA UNTUK MENGIKAT SANTI
Panji      : hei, apa-apaan kalian, berani lu sama bos...
TIBA-TIBA PANJI JATUH TERSUNGKUR KARENA DIBELAKANGNYA PANJI SUDAH ADA IRPAN YANG MEMUKULKAN BALOK DIBELAKANG KEPALA PANJI HINGGA PANJI TIDAK SADARKAN DIRI.
Arie        : mampus lu, makanya jangan jadi penghianat. Lu bilang bakal setia kawan, makanya lu kita angkat sebagai bos. Dan ternyata kelakuan lu begini sama kita sekarang. (menendang punggung Panji yang tak sadarkan diri)
Irpan     : mampus kau. Bos tai kau tuh. Ri, kita apakan perempuan ini bro
Arie        : lu inget nggak yang kejadian pembunuhan suami istri yang kita lakukan, sekarang kita lakukan juga ke perempuan sial ini.
Selly       : hei, jangan gila lu bang.
Arie        : lu diem aja ya, apa mau kayak gentong ini, lu mau gue pukul?
Santi      : maksud kalian apa? Tolong jangan apa-apakan saya (terisak lalu menangis)
Irpan     : hahahahaha... (tertawa jahat) body kau bagus juga ya (membelai pipi Santi)
Arie        : brengsek, gue duluan. Sekarang gue yang bosnya. Minggir lu (mendorong tubuh Irpan)
Arie        : hei nona manis, jangan nangis, percuma nangis, lu nggak bakal ada yang nolongin. Disini nggak ada dewa penyelamat buat kamu. Hahahahaha... (memegang pipi Santi)
Santi      : (menangis sejadi-jadinya) jangan sentuh saya, tolong, jangan sentuh saya.
Ketika ingin memperkosa Santi, tiba-tiba Panji tersadar. Diam-diam Panji mengambil balok kayu dan langsung memukulkan ke belakang kepala Arie.
Arie        : aaarrrggghhhh... (jatuh tersungkur)
Panji      : berani macam-macam lu sama dia gue... eerrggh
Pembicaraan Panji terputus karena diperutnya sudah tertancap pisau yang ditusukkan oleh Irpan.
Irpan     : mampus kau, mati aja kau ke neraka.
Arie        : ayo kita tinggal, nanti ada orang yang ngelihat kita disini.
Arie & the gank meninggalkan Panji yang bersimbah darah dan Santi yang terikat di pojok mushola. Ketika mereka pergi, Dengan sekuat tenaga Santi berusaha melepaskan ikatan tali yang ternyata merupakan simpul yang mudah dilepas. Dengan cepat  Santi mendatangi Panji yang bersimbah darah. Dengan sisa tenaga yang ada Santi berteriak minta tolong hingga akhirnya datanglah beberapa warga Ciwadak yang menolong Panji dan membawa ke Puskesmas terdekat. Dengan wajah cemas Santi menunggu Panji. Entah mengapa tiba-tiba Santi mempunyai perasaan yang lebih terhadap lelaki yang menurutnya kasar dan pernah mengancam bahkan menerornya waktu itu.

Scene 7
Satu jam kemudian dokter di Puskesmas memberitahukan bahwa Panji harus dilarikan ke Rumah Sakit untuk dioperasi karena luka tusukannya terlalu dalam. Dengan perasaan yang sangat nggak karuan, santi masuk keruangan untuk melihat keadaan Panji.
Santi      : kamu sudah sadar. Aku khawatir sama kamu
Panji      : gue nggak kenapa-napa, luka sedikit aja.
Santi      : kata dokter kamu harus dibawa ke rumah sakit untuk dioperasi. Aku akan temani kamu sebagai ucapan terima kasih sudah ngelindungi aku.
Panji      : nggak usah. Oh iya, gue minta maaf, sudah neror kamu, sudah ngancam kamu dan jahatin kamu. Ya mungkin kamu orang pertama yang bisa bikin aku takluk. Jujur kamu... (terpotong)
Santi      : sssstttttt (menempelkan telunjuk ke sudut bibir Panji) jangan banyak bicara, kamu ini lagi sakit. Kamu sembuh dulu baru kamu banyakin ngomongmu.
Panji      : kamu smama kayak emakku. bawel, tapi baik dan perhatian banget. Andai suatu saat aku dapat istri seperti kamu, aku bahagia dunia akhirat.
Santi      : kalau kamu memang mau punya istri seperti aku, kamu harus bisa sholat, bisa ngaji, dan bisa membimbing aku ke jalan Allah.
Panji      : maksutmu apa?
Santi      : iya, aku mau jadi istri kamu, tapi syarat yang aku berikan harus kamu lakukan kalau kamu mau aku jadi pendamping hidupmu.
Panji      : HAH!!! Serius kamu? Apa aku nggak salah denger kan? Apa aku memang sudah disurga kamu ngomong begitu.
Santi      : yeee, kamu kalau mati duluan tempatmu di neraka, bukan disurga. Tau..
Panji      : iyee tau bawel. Aku bakal kerjakan semua syarat itu buat kamu. Dan aku akan cari kerja yang halal, aku nggak akan mabuk-mabuk lagi.
Santi      : alah, GOMBAL.. (mencubit perut bekas tusukkan)
Panji      : aaarrrggghhh... sakit dodol. Makin lebar ini luka. Tanggung jawab lu. Aduhhhh...
Santi      : hihihi.. itu hukuman buat kamu. Yasudah kamu harus sembuh dulu, lalu terserah kamu mau ngapain.
Panji      : okelah (mengacungkan jempol ke Santi).
Hari itu juga Panji langsung dilarikan kerumahsakit untuk operasi penutupan luka tusukkan. Dengan setia Santi menemani Panji hinggga rumah sakit. Di Rumah Sakit pun Santi menunggu hasil dari operasi yang memakan waktu 4 jam sambil berdo’a untuk keselamatan Panji.
Dilain tempat dan diwaktu yang sama. Arie dan Irpan mengadakan pesta miras. Tak lupa mereka juga mabuk-mabukkan untuk merayakan terbunuhnya mantan bos mereka yang penghianat itu.ketika asyik-asyikkan mabuk, tiba-tiba datang segerombolan polisi yang langsung menyergap mereka dan menangkap untuk dibawa ke penjara telah dijadikan tersangka penusukkan yang korbannya adalah Panji. Dengan berontak Arie dan kawannya berusaha melarikan diri tetapi polisi langsung menembakkan satu peluru ke arah kaki Arie yang langsung jatuh meringis kesakitan. Arie diseret lalu dibawa ke penjara untuk mempertanggungjawabkan tindakannya tersebut.

Scene 8
(4 Tahun Kemudian)
Semua keadaan sudah berbeda, ddesa Ciwadak pun kini sudah menjadi sedikit lebih tenang karena tidak ada lagi preman-preman yang meresahkan warga. Panji yang dulu paling ditakuti kini disenangi oleh warga kampung tersebut karena beliau sudah menjadi ustadz. Perubahan ini tak lain karena Santi menjadi pendamping hidupnya Panji. Sementara Arie dan temannya masih didalam penjara untuk mempertanggungjawabkan kelakuannya itu.
                Di penjara, Arie dan kawan-kawan dibebaskan dari ruang tahanan karena dibebaskan oleh Panji dan Santi yang sudah memaafkan semua kelakuan mereka.
Arie        : bos, makasih sudah bebasin kita, kita semua minta maaf bos.
Panji      : jangan panggil bos, gue bukan bos kalian lagi, kita semua saudara, lu sudah gue anggap saudara.
Irpan     : tapi kita sudah jahat sama kau, kami minta maaf.
Panji      : nggak pa-pa, gue udah maafin kalian. Lu semua harus sadar ya sekarang, gue tau, lu Irpan suka sama Selly dan sebaliknya Selly suka sama lu pan. Dan Arie, Tia pernah bilang ke gue kalau dia suka sama lu. Katanya lu lucu walaupun omongan lu kayak knalpot bocor.
Irpan     : iya, emang aku suka sama Selly. Tapi karena gengsi aja aku jadi begini.
Panji      : sekarang jangan gengsi-gengsian. Buruan tembak dia, buat dia normal kembali. Dan untuk lu Ri, Nikahin Tia. Tia beneran sayang sama lu.
Arie        : (memeluk Panji) makasih sob, lu memang setia kawan. Gue yang salah.
Panji      : sudah nggak usah dibahas. Sekarang kalian pergi kerumah pasangan masing-masing. Semua akan terasa lebih indah bila kita berdamai, betul kan umi (memandang Santi)
Santi      : iya abi (tersenyum)
Dengan bergegas Arie dan Irpan pergi menuju rumah masing-masing calon pasangannya. Irpan dengan Selly, dan Arie sama Tia. Dan akhirnya mereka pun semua sadar bahwa kedamaian memang lebih indah dibandingkan dengan membuat kerusuhan.
Dengan mereka yang sudah tobat dan sadar, mereka mendirikan sebuah grup yang menamai grupnya “ASJ” singkatan dari “Akhirnya Sadar Juga” yang bekerja dibidang konsultasi rumah tangga dan keuangan. Semuanya berjalan dengan tenang di desa Ciwadak sekarang. Sebuah pertemuan yang awalnya tak terduga kini menjadi sebuah peristiwa yang membuat mereka selalu mengingat kenangan pahit masa lalunya. Dan kini pun Desa Ciwadak mempunyai icon kehidupan baru, yaitu “sadarlah sebelum tuhan menyadarkanmu lewat kematian”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar