Senin, 15 April 2013

TARSULAN


TRADISI TARSULAN SUKU KUTAI


A.     Tarsulan Seni Budaya Suku Kutai
Tarsulan adalah salah satu seni budya suku Kutai yang sampai sekarang masih ada di dalam masyarakatnya. Kalau dilihat dari tujuan digelarnya; tarsulan ini ada dua macam, yaitu:Tarsulan Berkhatam Al Quran dan Tarsulan PerkawinanTarsulan Berkhatam/Betamat Al Quranberkaitan dengan tardisi agama, khususnya agama Islam. Sedangkan Tarsulan Perkawinanberkaitan dengan tradisi adat perkawinan suku Kutai.
Tradisi tarsulan diawali masuknya agama Islam di daerah Kerajaan Kutai Ing Kertanegara. Seperti kita ketahui agama Islam berasal dari Arab yang masuk ke Nusantara ini melalui para pedagang Gujarat. Maka tidaklah mengherankan bersama masuknya agama Islam, masuk pula seni sastranya yang di antaranya bentuk ’syair’. Dari bentuk syair inilah yang menimbulkan keinginan dari salah seorang bangsawan Kutai untuk menciptakan seni sastra yang dapat dikaitkan dengan adat budaya suku Kutai tersebut. Maka sesuai ’nafas’ Islamnya lahirlah Tarsulan Berkhatam/Betamat Al Quran dan dilanjutkan dengan Tarsulan Perkawinan.
Oleh sebab itu tidak heran kalau ada anggapan bahwa seni budaya tarsulan adalah seni budaya milik kaum bangsawan kerajaan Kutai bukan milik masyarakat umum. Namun ternyata tarsulan ini juga memasyarakat dalam suku Kutai, khususnya Tarsulan Berkhatam/Betamat Al Quran.
Menurut hasil penelitian; dahulunya tuturan Tarsulan tersebut disampaikan olehPenerasul dengan cara menghafal. Tetapi dalam perkembangannya karena Penerasul merasa sulit untuk menghafal, maka mereka menggunakan bentuk tertulis (naskah). Dengan demikian pada masa sekarang ini orang yang beterasul diistilahkan dengan membaca terasul ataupembacaan terasul. Walaupun begitu di daerah pedalaman (di sekitar Danau Jempang) masih ada Penerasul yang menyampaikannya dengan menghafal. Penerasul tersebut mengatakan bahwa Beliau belajar ’Berterasul’ tersebut dengan cara dilisankan (pewarisannya secara lisan).
Cara pembacaan tarsulan sebenarnya dasarnya adalah seperti membaca syair karena di dalam masyarakat kita juga ada mengenal pembacaan syair. Sedangkan kata syair sendiri berasal dari bahasa Arab yaitu; syurr yang artinya berdendang atau bertembang. Ada assumsi pembacaan tarsul ini seperti membaca syair karena memang bentuk penulisan tarsul adalah bentuk syair. Apalagi lahirnya tarsulan ini dilatari seperti saya jelaskan di atas. Hanya saja pengembangan pembacaan tarsulan ini sesuai dengan apresiasi masyarakat pembacanya. Sehingga masing-masing pembaca (pembaca di daerah lain) agak berbeda. Perbedaan ini di dalam sastra lisan merupakan variasi yang wajar. Kalau dikatakan yang mana yang benar, maka semua ‘lagu’ pembacaan itu benar karena itu merupakan hasil apresiasi seni. Tetapi sebagai ‘alat ukurnya’ dapat kita gunakan dasar ‘nafas membaca syair’.
 Orang yang menyampaikan/penutur Tarsulan disebut Penerasul atau Tukang Terasul. Untuk Tarsulan Berkhatam/Betamat Al Quran biasanya hanya terdiri satu orang saja. Jenis kelamin Penerasul tergantung pada jenis kelamin yang berkhatam Al Quran. Berbeda denganTarsulan Berkhatam/Betamat Al Quran, Tarsulan Perkawinan; Penerasulnya harus berpasangan.Penerasul laki-laki mewakili mempelai laki-laki, dan Penerasul perempuan mewakili mempelai wanita.
1. Tarsulan Berkhatam/Betamat Al Quran
Tarsulan Berkhatam/Batamat Al Quranbiasanya digelar oleh masyarakat Kutai apabila ada putra-putri mereka yang akan berkhatam Al Quran. Kelengkapan tradisi ini sebenarnya sama dengan kelengkapan berkhatam Al Quran pada suku Banjar ataupun suku Kutai sendiri yang berkhatam Al Quran tanpa menggelar Tarsulan Berkhatam/Betamat Al Quran, yaitu: Ajuran yang ditancapkan pada tambaan pulut (nasi ketan yang dipadatkan dan dibentuk seperti gunung) sertapayung kembang (payung yang dibuat dari bungan melati dan mawar).
  
Tata cara tradisi berterasul ini, yaitu: sebelum para santri memulai membaca Al Quran, maka Penerasul memulainya dengan membacakan tarsul. Fungsi pembacaan tarsulan pada acara berkhatam Al Quran ini adalah sebagai pengantar awal untuk pembacaan Al Quran. Berikut salah satu versi Tarsulan Berkhatam/Betamat Al Quran:

Assalamualaikum saya ucapkan                       
Kepada hadirin hadirat sekalian                                         
Inilah tarsul saya bacakan                                 
Siapa sudi tulung dengarkan                                             

Ada suatu kayon namanya                                
Di atas nasi ditajukannya                                   
Seekor burung dari puncaknya                                         
Menanggung tarsul dengan pantunnya                             

Betamat Quran tamat bacaan                                           
Dengan anugrah karunia Tuhan                                        
Ajaran agama jangan ditinggalkan                     
Di akhirat nanti kita dapatkan
                                           
Membaca Quran besar pahalanya                    
Kepada pendengar rahmat baginya                  
Jika mengaku akan hambanya                                         
Di sisi Tuhan akan tempatnya                                           

Bentuk Tarsulan Berkhatam/Betamat Al Quran pada kutipan di atas terlihat sekali bentuknya adalah bentuk syair. Hal ini dibuktikan dari rima setiap bait, yaitu: a-a-a-a dan keempat lariknya semuanya isi. Kemudian dari segi isi merupakan nasihat agama. Kalau Syair bentuk puisi lama dalam sastra biasanya isinya adalah hikayat atau cerita. Misalnya; Syair Siti Jubaidah atau Syair Nabi Bercukur dan sebagainya. Tetapi pada tarsulan ini isinya murni berupa nasihat agama atau informasi kemasyarakatan.
2. Tarsulan Perkawinan
Tarsulan Perkawinan biasanya disampaikan oleh dua orang penerasul, yaitu penerasul laki-laki dan penerasul wanita. Penerasul laki-laki mewakili mempelai laki-laki dan penerasul wanita mewakili mempelai wanita. Kedua penerasul tersebut dalam beterasulsaling berbalas pantun atau bersahut-sahutan.
Pembacaan tarsulan diawali dengan duduknya kedua mempelai di pelaminan. Setelah kedua mempelai duduk di pelaminan, maka kedua penerasul duduk/berdiri di tempat yang sudah disediakan di depan pelaminan. Kemudian mulailah pembacaan tarsulan perkawinan tersebut.
Kelengkapan dalam kegiatan pembacaanTarsulan Perkawinan ini adalah; dua buah Astakhonaatau Astagona (perubahan ini dimungkinkan karena adanya pengaruh pelafalan penuturnya).Astakhona jumlahnya sepasang, yaitu: Astakhona mempelai laki-laki dan Astakhona mempelai wanita). Astakhona terdiri dari; tambaan pulut (nasi ketan yang dipadatkan) di atas talam kuningan yang dihiasi dengan dadar telurdibuat berbagai bentuk (sekaligus sebagai hiasan). Di tengah-tengah tambaan pulut tersebut dipancang isi batang pisang yang dihiasi dengan bunga-bunga dari kertas (disebut Kayon)dan di sekitarnya ditancapkan bendera-bendera kertas kecil (seperti ajuran). Kemudian di puncak Kayon tersebut bertengger seekor burung merpati yang terbuat dari kayu atau kertas dan di ujung paruhnya tergantung ’naskah Tarsulan Perkawinan’. Berikut contoh tuturan Tarsulan Perkawinan:


Pria     : Dengan nama Allah kami ucapkan,                   Wanita : Ada suatu kayon namanya,       
                              menghadap hadirin serta undangan.                                   di atas nasi ditajukannya.
                              Terima kaseh kami hidangkan,                                            Seekor burung dengan dari puncaknya,
                              di hadapan hadirin kami kumandangkan.                            menanggong terasul dengan pantunnya.

                 Pria     : Assalamualaikum wahai adinda,                            Wanita: Alaikum salam jawab Adinda,
                              Sambutlah salam dari Kakanda.                                          silahkan masuk wahai Kakanda.
                              Kakanda datang bukan bercanda,                                       Menyilah duduk bersama Adinda,
                              besarlah hajat di dalam dada.                                              apakah hajat di dalam dada?

                 Pria    : Cabe semat di dalamnya padi,                               Wanita:  Wahai Kakanda muda taruna
                             simpanlah gunting di dalam cawan.                                      Adinda miskin lagi pun hina.
                             Besarlah hajat di dalam hati,                                                 Sungguh besar hati belum sempurna,
                             ingin menyunting bunga di awan.                                          tiada orang tiada berguna.

Bentuk Tarsulan Perkawinan pada kutipan di atas terlihat sekali bentuknya adalah bentuk syair dan pantun. Hal ini dibuktikan dari rima setiap bait ada yang terdiri  a-a-a-a danada pula yang berima a-b-a-b. Pada keempat lariknya ada yang semuanya terdiri isi namun ada pula yang terdiri dari sampiran dan isi (sesuai ciri-ciri pantun). Kemudian dari segi isiterasa sekali muatan karakter budaya masyarakat suku Kutai.

B.     Perkembangan Seni Tarsulan
Sebagai bagian dari seni sudah tentu seni Tarsulan ini berkembang sesuai apresiasi dari kolektifnya yang  didasari akan fungsi di dalam masyarakatnya. Kalau secara teradisional seni tarsulan ini dapat dibedakan seperti tersebut di atas tadi, yaitu: Tarsulan Berkhatam Al Quran dan Tarsulan Perkawinan. Tetapi dalam perkembangannya seni tarsulan ini diapresiasi dan berkembang dalam kolektifnya berdasarkan tujuan dan isinya.
Berdasarkan tujuan penyampaian dan isi tarsulan tersebut, maka dibedakanlah tarsulan dari aspek tujuan dan temanya. Ada tarsulan yang untuk pelaksanaan Erau, Sunatan, Lamaran ataupun acara ulang tahun anak-anak dan lain-lain. Namun ada pula yang bertema politik misalnya, menjadi sarana kompanye politik; tarsulan yang bertema sosial untuk sarana propaganda sosial maupun kritik sosial dan lain sebagainya.
Pada masa sekarang ini tarsulan berdasarkan tema inilah yang marak menjadi objek lomba-lomba yang dilaksanakan masyarakatnya. Sedangkan Tarsulan Berkhatam Al Quran dan Tarsulan Perkawinan jarang sekali digelar karena untuk pergelaran tarsulan teradisional ini memerlukan beberapa kelengkapan tertentu. Misalnya; Tarsulan Berkhatam Al Quran kelengkapannya adalah “Tambaan Nasi Ketan, Ajuran dan Payung Kembang”. Begitu pula dengan Tarsulan Perkawinan kelengkapan utamanya adalah sepasang “Astakhona”. Semua kelengkapan ini memerlukan pembiayaan yang cukup besar. Selain itu sulit sekali sekarang ini untuk mendapatkan penerasul, terutama penerasul yang berpasangan untuk Tarsulan Perkawinan. Kedua hal inilah paling tidak faktor penyebab “enggannya” masyarakat suku Kutai melaksanakan kegiatan seni tarsulan ini.
Sebagai seni teradisional diharapkan apresiasi masyarakatnya dan pemerintah berkembang ke arah yang positif. Upaya peningkatan apresiasi masyarakat seperti cara seminar yang dilaksanakan hari ini sangat besar pengaruhnya. Diharapkan pengaruh ini semakin berkembang di masa akan datang agar seni tarsulan dapat lestari sampai ke generasi berikutnya.

C.     Teks Tarsulan Berkhatam Al Quran
Berikut salah satu teks tarsulan yang saya temukan pada saat saya melakukan penelitian karena sebenarnya ada beberapa teks tarsulan yang lain. Ada kecendrungan bagi penerasul yang memiliki kemampuan mengarang tarsul biasanya dia akan selalu mengarang tarsul yang akan dibacanya sesuai dengan tujuan pagelaran tarsulan tersebut.

  TARSULAN BERKHATAM AL QURAN

Assalamualaikum saya ucapkan                       
Kepada hadirin hadirat sekalian                                         
Inilah tarsul saya bacakan                                 
Siapa sudi tulung dengarkan                                             

Ada suatu kayon namanya                                
Di atas nasi ditajukannya                                   
Seekor burung dari puncaknya                                         
Menanggung tarsul dengan pantunnya                             

Betamat Quran tamat bacaan                                           
Dengan anugrah karunia Tuhan                                        
Ajaran agama jangan ditinggalkan                     
Di akhirat nanti kita dapatkan
                                           
Membaca Quran besar pahalanya                    
Kepada pendengar rahmat baginya                  
Jika mengaku akan hambanya                                         
Di sisi Tuhan akan tempatnya                                           

Pengikut rasul junjungan kita                                             
Agama Islam sudahlah nyata                            
Kita menyembah Tuhan semesta                      
Tuhan pencipta alam semesta                                          

Ajaklah kawan serta kerabat
Jangan membawa hati yang murtad                 
Tuntutlah ilmu jangan terlambat
Pintunya terbuka untuk bertobat

Dengan karunia Yang Maha Esa
Mengerjakan larangan tentu berdosa                
Janganlah suka berputus asa
Di akhirat nanti mendapat siksa

Larangan itu bukanlah satu
Barang yang jahat sudahlah tentu
Janganlah lupa setiap waktu
Mohon kepada Tuhan yang satu

Wahailah kawan sanak saudara
Kepada Tuhan kita mengabdi
Dunia ini hanya sementara
Akhirat nanti kekal abadi

Janganlah malu kita belajar
Janganlah angkuh ataupun sombong
Jikalau sudah di Yaumil Maksyar
Kepada siapa meminta tulung

Ya Allah Khaliqul mabat
Di dal   am hadis sudah tersurat
Mulut terkunci dapat tersumbat
Seluruh badan menjadi berat

Jika ajal sudahlah datang
Siapa bisa akan melarang
Sakit seluruh sendi dan tulang
Seperti tertusuk sebilah pedang

Dari dulu hingga sekarang
Amal ibadah janganlah kurang
Harus jauhi barang terlarang
Hilanglah gelap terbitlah terang

Amal ibadah kita kerjakan
Barang larangan kita tinggalkan
Ajaran agama kita tingkatkan
Kepada Tuhan kita memohon ampunan

Tamatlah surat tamatlah larangan
Di atas kertas saya goreskan
Pada hadirin serta undangan
Jika bersalah mohon maafkan



Sumber bahan:
Arifin, Syaiful. 1995. Terasul Betamat Suku Kutai Ditinjau dari Bentuk Puisi Lama (Penelitian). Samarinda: Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP unmul
Arifin, Syaiful. 1997. Tarsulan Perkawinan Suku Kutai Ditinjau dari Bentuk Puisi Lama (Penelitian). Samarinda: Lembaga Penelitian Universitas Mulawarman

Selasa, 09 April 2013

KURINDU

KURINDU
Oleh G. Krisna B.

Kurindu dirimu yang selalu membuat aku tersenyum
Kurindu dirimu yang manja terhadap diriku
kurindu indahnya senyumanmu
Kurindu hangatnya pelukanmu
Kurindu tingkah lakumu
Rindu wangi tubuhmu yang menusuk hati...

sungguh aku sangat merindukanmu
sungguh aku ingin memelukmu
dan berkata aku sangat meyayangimu
namun kini emua itu hanya mimpi saja
tuhan sampaikan padanya
aku ungin memilikinya lagi. .

semoga dengan puisi ini
kamu paham akan rinduku
yang begitu dalam

          aku sayang kamu

Senin, 08 April 2013

Kenangan yang Masih Teringat

Aku bingung dengan apa yang ku lakukan dan yang ku fikirkan.
1 tahun sudah aku tak lagi terlalu akrab dengan dia, anggap saja namanya "Kentut".
Bisa dibilang tidak mudah untuk merebut perhatiannya siKentut, kenapa aku bilang demikian ?
Itu karena dia bisa dibilang anak yang modis, secara dia anak Dance dan pergaulannya juga sama yang bule-bule gitu, gaktau dah bule yang jualan dimana, hehehehehe.
Aku kenal sama dia itu disuatu tempat (wiess asik ni tempatnya romantis, padahal di Pasar Malam), ku lirik terus dia, ya CPCP (Curi Pandang Cari Perhtian) gitulah. Cinta pada pandangan pertama.
Seiring waktu berlalu, aku pun memberanikan diri untuk mencari No.Hpnya (yaiyalah, masa mau cari No. ukuran ban motornya ?), untungnya aku punya teman yang kebetulan temannya juga, yasudah tanpa fikir panjang aku langsung menghubungi temanku itu untuk minta No.Hpnya, sebelumnya dia gakmau ngasih No.Hpnya Kentut, yaaa dengan alasan takut gitu dimarahin, tapi ku bujuk terus dia dan akhirnya akupun dapat No.Hpnya Kentut (wiiiiieeessss seneng banget ni sampe makanpun habis 3 piring, #jiiaaahhhhhlooo).
Hatipun senang dan gembira, ku ambil Hp lalu ku sms dia, " Hy " ku menulis kata pertam untuk memulai perkenalan, " iya siapa ni ? " balasan si Kentut, " aku Dhani temannya tiitttt, " ujarku, SMS pun mulai berlanjut, tapi sempat terhenti, ya akupun taak tau apa sebabnya, setahun aku mencoba mendekatinya, dengan perasaan yang campur aduk enatah kemana arahnya, dan aku pun mulai dekat lagi dekat dia, ketika itu tanggal 2 April 2011, aku mencoba memberikan pertanyaan yang menjurus, " gimana kabarmu sama cowomu ? " ujarku dengan penuh perasaan was-was, lalu dia menjawab " aku sudah putus ", betapa senang aku mendengarnya, dan berharap ada harapan untuk aku. Tanggal 3 April 2011 aku menghubunginya kembali dan memberanikan diri untuk mengatakan cinta kepadanya, awalnya aku takut namun ternyata di tanggapinya, dan dia minta besok untuk ketemuan, keesokan harinya tepat tanggal 4 April 2011 waktu dimana aku mengatakan cinta didepan dia, ketika itu aku dan teman-temanku Sholat di salah satu mesjid dekat rumah (tidak dekat-dekat amat sih, ada leawati jalan raya yang gede juga). Setelah selesai sholat diapun memintaku untuk menemui dia disuatu tempat, akupun belum siap-siap, masih memakai baju sholat, lengkp dengan sarung, peci, dan baju kokoh, wahhh dalam hati aku ni ragu-ragu diterima apa tidakny, secara setelannya oke. dan mantan-mantannyapun juga keren-keren, sialnya lagi ketika itu temenku ninggalin aku pake motorku, terpaksa aku lari dengan menggunakan pakaian sholat yang masih nemplok dibadanku, mau gakmau sih, aku gakmau ngecewain dia. Aku pun sampai ditempat yang iya tuju, dengan perasaan yang dag-dig-dug-der, antara iya diterima apa tidaknya. Dengan perlahan aku mendekatinya, " Hy, sudah lama kah nunggunya ? " ujarku menyapanya seraya tersipu malu, " lumayan lama", balasnya dengan wajah yang tersenyum melihatku. Tanpa mikir panjang lagi aku langsung menggenggam tanganya ( kaya di pelem-pelem gitu, hehehe), " Kentut, jujur sejak awal aku ngelihat kamu entah apa yang kurasakan, yang jelas aku suka sama kamu. Kamu bersedia jadi pacarku ? " ucapku dengan penuh percaya diri, " apa ? aku gak dengar tuh " ujarnya sambil tersenyum kecil, " Kentut, jujur aku suka sama kamu, mungkin aku bukan yang pertama untuk kamu, tapi aku berharp aku bisa menjadi yang terakhir untuk kamu, Kentut sekali lagi, kan Allah suka yang ganjil-ganjil tuh naahh aku ngomongnya paskan tiga kali ya ? (sambil tertawa kecil untuk mencairkan suasana), jujur au suka sama kamu, aku sayang sama kamu, aku cinta sama kamu, kamu bersedia jadi pacarku ? kalau perlu jadi istriku ! ", ujarku sambil menatap matanya, dia pun terdiam sejenak, " iya aku terima kamu ) ujar Kentut membalas pertnyaanku, " serius ? " akupun kaget dengan perkataannya, " iya, aku serius nerima kamu " ujar Kentut sambil menatap mataku, aku pun senang, senang banget malahan sampai-sampai mau meluk dia didepan umum.
"Kentut, maaf ya penampilanku kaya gini" kataku sambil menggenggam tangannya, " gakpapa kok, malahan aku abru kali ini ditembak cowo dengan penampilan yang gini, langka tauu yang kaya gini " ujarnya. Aku pun tersenyum lebar bahagia mendengar pernyataanya.

aku pun sempat berfikir :
PENAMPILAN TIDAK MENJAMIN DENGAN APA YANG KITA LIHAT, JANGANLAH MENILAI SESUAATU ITU DARI PENAMPILANNYA, SEBELUM KITA TAHU BAGAIMANA KEHIDUPAN ASLINYA.         

Bersambung.......